Kamis, 04 Juli 2013

POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI DAN SAMPEL


A.      Populasi
1.    Pengertian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
Jadi, populasi tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut (Sugiyono, 2004).
Populasi dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut terbatas dalam arti dapat dihitung. Sedangkan bersifat tidak terbatas dapat ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut.
Sedangkan menurut Dr. Siswojo, mengatakan definisi dari populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti. Disini peneliti dapat menentukan sendiri kriteria-kriteria yang ada pada populasi yang akan diteliti.
Peneliti keperawatan atau peneliti sosial pada umumnya harus menentukan populasi secara jelas, baik populasi wilayah maupun populasi subjek yang akan menjadi sumber data. Perlu pula diingat oleh peneliti bahwa yang diteliti sesungguhnya bukan subjek, wilayah, atau bendanya, melainkan segenap karakteristik yang terkandung didalamnya.
Pilihan populasi tentu saja bisa beragam, seperti bidan, dokter, tokoh masyarakat atau masyarakat pilihan. Pilihan itu secara teoritis akan menjadi sederhana, jika populasi dimaksud dipilih menjadi beberapa sub populasi.

2.    Kriteria Populasi
Dalam mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
1.    Biaya, jika ingin meneliti populasi diluar pulau, maka peneliti harus belajar budaya dan bahasa tempat yang kana dilakukan penelitian agar dapat terjadi interaksi dengan  baik. Keadaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya yang besar.
2.    Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek karena berasal dari daerah yang sulit dijangkau.
3.    Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi kesehatan seseorang yang menjadi subjek harus dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan populasi.
4.    Pertimbangan desai penelitian, pada penelitian dengan desain eksperimen, maka diperlukan populasi yang mempunyai kriteria homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan variabel random, perancu, dan variabel lainya yang akan mengganggu dalam penelitian.

B.        Sample
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut yang digunakan  (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Noto Atmojo, 1993:75). Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya.
1.    Syarat Sampel
Pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu :
a.    Representatif, adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk memperoleh hasil dan kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian, maka sampel harus mewakili populasi yang ada.
b.    Sampel harus cukup banyak, artinya jumlahnya harus memenuhi sehingga perlu menggunakan rumus statistik. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk memnentukan besarnya sampel untuk suatu penelitian, tetapi besar kecilnya jumlah sampel akan mempengaruhi kevalidan dari hasil penelitian. Polit dan Hungler menyatakan (1993), bahwa semakin besarnya sampel yang dipergunakan semakin baik dan representatif hasil yang diperoleh. Prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin. Namun demikian penggunaan sampel sebesar 10-20% untuk subjek dengan jumlah lebih dari 1000 dipandang sudah cukup.

2.    Kriteria sampel
Ada dua kriteria sampel yang harus dicantumkan yaitu :
a.    Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam, 2003).
b.    Kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain :
a.    Adanya hambatan etik.
b.    Menolak menjadi responden.
c.    Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
d.   Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil penelitian.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan sampel penelitiannya :
a.    Probabilitas
Asas ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat melalui pengujian statistik berdasarkan data sampel, selalu mengandung resiko salah atau ketidakpastian. Besar resiko salah atau ketidakpastian dari hasil pengujian statistik dinyatakan secara probabilitas.
b.    Standart error
Secara teoritis apabila ditarik sampel dengan besar tertentu dari populasinya, maka akan didapatkan banyak kemungkinan sampel. Masing-masing sampel akan mempunyai perhitungan yang saling berbeda besarnya. Bila perhitungan yang berbeda besarnya tersebut diambil rata-ratanya, akan diperoleh nilai yang besarnya mendekati atau sama dengan parameter. Simpangan baku (standart deviation) dari distribusi kemungkinan statistik yang diperoleh dari masing-masing sampel disebut sebagai standart error (kesalahan baku).
c.    Distribusi Teoritis
Dalam penentuan besar sampel, secara teoritis diperoleh banyak kemungkinan sampel yang masing-masing mempunyai perhitungan yang berbeda. Perhitungannya dapat berupa nilai rata-rata, proporsi, koefisien korelasi perbedaan dua nilai rata-rata, perbedaan dua porposi, atau nilai-nilai statistik yang lain. Statistik yang bervariasi dari sampel ke sampel, secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal dengan distribusu teoritis.
Distribusi teoritis dari sifat yang diukur pada umumnya cenderung mengikuti distribusi normal. Walaupun distribusi sifat dalam sampel tidak normal, namun distribusi teoritis mungkin saja normal. Distribusi teoritis semakin mendekati normal dengan semakin besarnya sampel. Distribusi normal merupakan distribusi yang penting dalam analisis statistik inferensial. Pengujian statistik yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga sebagai analisis statistik parametrik.
Dalam menentukan besar sampel, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian, jumlah populasi atau sampel, tehnik sampling, jenis (skala pengukuran) data variabel dependen, tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.

3.    Menentukan Besarnya Sampel
Hingga saat ini belum ada kesepakatan diantar para pakar penelitian bidang ilmu keperawatan mengenai besar sampel penelitian. Didalam menentukan besarnya sampel asumsi berikut ini penting untuk dijadikan pertimbangan yaitu :
a.    Makin kecil sampel yang dipilih makin rendah pula kemampuan untuk membuat generalisasi atas kesimpulan penelitian, kecuali ada bukti-bukti kuat bahwa karakteristik sampel benar sama dengan karakteristik populasi diluarnya.
b.    Makin kecil sampel yang diambil dari sekelompok populasi, makin tinggi kecenderungan kekeliruan penarikan kesimpulan, sebaliknya makin besar ukuran sampel makin kecil kecenderungan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan.
Jika peneliti menelaah beberapa buku metodelogi penelitian keperawatan seperti ditulis oleh Burns dan Grove (1993) atau buku metodelogi penelitian pada umumnya, penentuan besar sampel tampaknya tidak terlalu ketat, bahkan tidak begitu banyak digunakan dengan formula khusus.


Berikut ini beberapa rumus yang dapat dipakai dalam menentukan sampel :
1.      Penelitian Deskriptif
2.      Penelitian Cross Sectional
3.      Penelitian Case – Control
4.      Penelitian Cohort

  1. Teknik Sampling Dalam Penelitian Keperawatan
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2001:66). Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel dari populasi (Arikunto, 1998 : 196). Pembagian jenis sampling secara umum ada 2, yaitu:
1.    Probability Sampling, yaitu teknik yang memberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
2.    Non probability Sampling, yaitu teknik yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.


1.    Probability Sampling
a.     Simple Random Sampling
Adalah pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen, sebagai contoh bila populasinya homogen kemudian sampel diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang representatif. Pengambilannya dapat dilakukan lotere, akan tetapi pengambilannya diberikan nomer urut tertentu, maka disebut sebagai systematik random sampling
b.    Proportionate Stratified Random Sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas kelompok yang homogen atau berstrata secara proporsional
c.     Disproportionate Stratified Random Sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak homogen yang terdiri atas kelompok homogen atau berstrata yang kurang secara proporsional.
d.    Cluster Sampling
Suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya heterogen, maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randomisasi dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster/menentukan sampel daerah kemudian randomisasi/menentukan orang/unit yang ada diwilayahnya/dari populasi cluster yang dipilih.
Sebagai contoh populasi daerah atau wilayah yang tersebar diambil secara random untuk diambil sampel daerah kemudian dari sampel daerah diambil secara random untuk dicari sampel individu
e.       Multistage Random Sampling
Teknik ini  merupakan suatu cara pengambilan sampel, bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya heterogen, terdiri atas cluster dan strata. Cara samplingnya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan, dengan melakukan randomisasi cluster, kemudian dilakukan stratifikasi atau cluster terpilih dan terakhir dilakukan randomisasi unit populasi dari masing-masing strata.

2.    Non Probability Sampling
a.    Sampling Sistematis
Cara pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberi nomor urut, dengan sifat dari populasinya heterogen. Cara ini biasanya mengambil nomer urut ganjil saja atau nomer genap saja.
b.    Sampling Kuota
Cara pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukan.
c.    Sampling Aksidental
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan bertemu. Sebagai contoh dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama. 
d.   Purposive Sampling
Cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh, apabila mencar sampel pada orang yang dilakukan pemasangan kateter pertama kali, maka sampel yang dicari adalah sampel yang dipasang kateter pertama kali, buka yang kedua, ketiga, dan seterusnya.
e.    Sampling Jenuh
Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Carini dilakukan bila populasinya kecil, seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh, maka anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.     Snowball Sampling
Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan sampel dalam jumlah kecil awalnya, kemudin sampel tersebut diminta mengajak temannya untuk diikut sertakan sebagai sampel pada enelitian tersebut.
g.    Consecutive Sampling
Cara pengambilan sampel ini dilakukan dnegan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Sugiyono,2001).