POPULASI
DAN SAMPEL
A. Populasi
1. Pengertian
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
Jadi,
populasi tidak hanya terbatas pada orang, tetapi juga benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
objek atau subjek tersebut (Sugiyono, 2004).
Populasi
dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas. Dikatakan terbatas apabila jumlah
individu atau objek dalam populasi tersebut terbatas dalam arti dapat dihitung.
Sedangkan bersifat tidak terbatas dapat ditentukan jumlah individu atau objek
dalam populasi tersebut.
Sedangkan
menurut Dr. Siswojo, mengatakan definisi dari populasi adalah sejumlah kasus
yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti. Disini peneliti
dapat menentukan sendiri kriteria-kriteria yang ada pada populasi yang akan
diteliti.
Peneliti
keperawatan atau peneliti sosial pada umumnya harus menentukan populasi secara
jelas, baik populasi wilayah maupun populasi subjek yang akan menjadi sumber
data. Perlu pula diingat oleh peneliti bahwa yang diteliti sesungguhnya bukan
subjek, wilayah, atau bendanya, melainkan segenap karakteristik yang terkandung
didalamnya.
Pilihan
populasi tentu saja bisa beragam, seperti bidan, dokter, tokoh masyarakat atau
masyarakat pilihan. Pilihan itu secara teoritis akan menjadi sederhana, jika
populasi dimaksud dipilih menjadi beberapa sub populasi.
2. Kriteria Populasi
Dalam
mendefinisikan populasi, peneliti harus mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut :
1. Biaya,
jika ingin meneliti populasi diluar pulau, maka peneliti harus belajar budaya
dan bahasa tempat yang kana dilakukan penelitian agar dapat terjadi interaksi
dengan baik. Keadaan ini memerlukan
waktu yang lama sehingga juga memerlukan biaya yang besar.
2. Praktik,
kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek karena berasal dari
daerah yang sulit dijangkau.
3. Kemampuan
orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi kesehatan seseorang yang
menjadi subjek harus dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan populasi.
4. Pertimbangan
desai penelitian, pada penelitian dengan desain eksperimen, maka diperlukan
populasi yang mempunyai kriteria homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan
variabel random, perancu, dan variabel lainya yang akan mengganggu dalam
penelitian.
B. Sample
Sampel
merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan
kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana
kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut yang digunakan (A. Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Sampel
penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Noto Atmojo, 1993:75). Dengan kata lain, sampel
adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya.
1. Syarat Sampel
Pada
dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu :
a. Representatif,
adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Untuk memperoleh hasil dan
kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian, maka
sampel harus mewakili populasi yang ada.
b. Sampel
harus cukup banyak, artinya jumlahnya harus memenuhi sehingga perlu menggunakan
rumus statistik. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang digunakan untuk memnentukan
besarnya sampel untuk suatu penelitian, tetapi besar kecilnya jumlah sampel
akan mempengaruhi kevalidan dari hasil penelitian. Polit dan Hungler menyatakan
(1993), bahwa semakin besarnya sampel yang dipergunakan semakin baik dan
representatif hasil yang diperoleh. Prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya
dalam penelitian digunakan jumlah sampel sebanyak mungkin. Namun demikian
penggunaan sampel sebesar 10-20% untuk subjek dengan jumlah lebih dari 1000
dipandang sudah cukup.
2. Kriteria sampel
Ada
dua kriteria sampel yang harus dicantumkan yaitu :
a. Kriteria
inklusi (kriteria yang layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek
penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.
Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi
(Nursalam, 2003).
b. Kriteria
eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti) merupakan kriteria dimana subjek
penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian yang penyebabnya antara lain :
a. Adanya
hambatan etik.
b. Menolak
menjadi responden.
c. Terdapat
keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
d. Terdapat
keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil
penelitian.
Berikut
ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika peneliti akan menentukan
sampel penelitiannya :
a. Probabilitas
Asas
ini mengandung arti bahwa setiap estimasi dan keputusan yang dihasilkan dapat
melalui pengujian statistik berdasarkan data sampel, selalu mengandung resiko
salah atau ketidakpastian. Besar resiko salah atau ketidakpastian dari hasil
pengujian statistik dinyatakan secara probabilitas.
b.
Standart
error
Secara teoritis apabila ditarik sampel
dengan besar tertentu dari populasinya, maka akan didapatkan banyak kemungkinan
sampel. Masing-masing sampel akan mempunyai perhitungan yang saling berbeda
besarnya. Bila perhitungan yang berbeda besarnya tersebut diambil rata-ratanya,
akan diperoleh nilai yang besarnya mendekati atau sama dengan parameter.
Simpangan baku (standart deviation) dari
distribusi kemungkinan statistik yang diperoleh dari masing-masing sampel
disebut sebagai standart error
(kesalahan baku).
c. Distribusi
Teoritis
Dalam penentuan besar sampel, secara
teoritis diperoleh banyak kemungkinan sampel yang masing-masing mempunyai
perhitungan yang berbeda. Perhitungannya dapat berupa nilai rata-rata,
proporsi, koefisien korelasi perbedaan dua nilai rata-rata, perbedaan dua
porposi, atau nilai-nilai statistik yang lain. Statistik yang bervariasi dari
sampel ke sampel, secara teoritis akan membentuk suatu distribusi yang dikenal
dengan distribusu teoritis.
Distribusi teoritis dari sifat yang diukur pada
umumnya cenderung mengikuti distribusi normal. Walaupun distribusi sifat dalam
sampel tidak normal, namun distribusi teoritis mungkin saja normal. Distribusi
teoritis semakin mendekati normal dengan semakin besarnya sampel. Distribusi
normal merupakan distribusi yang penting dalam analisis statistik inferensial.
Pengujian statistik yang didasarkan atas distribusi normal disebut juga sebagai
analisis statistik parametrik.
Dalam
menentukan besar sampel, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya
adalah jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian, jumlah populasi atau
sampel, tehnik sampling, jenis (skala pengukuran) data variabel dependen,
tingkat kepercayaan atau ketelitian penyimpangan yang masih dapat ditoleransi.
3. Menentukan Besarnya Sampel
Hingga
saat ini belum ada kesepakatan diantar para pakar penelitian bidang ilmu
keperawatan mengenai besar sampel penelitian. Didalam menentukan besarnya
sampel asumsi berikut ini penting untuk dijadikan pertimbangan yaitu :
a. Makin
kecil sampel yang dipilih makin rendah pula kemampuan untuk membuat
generalisasi atas kesimpulan penelitian, kecuali ada bukti-bukti kuat bahwa
karakteristik sampel benar sama dengan karakteristik populasi diluarnya.
b. Makin
kecil sampel yang diambil dari sekelompok populasi, makin tinggi kecenderungan
kekeliruan penarikan kesimpulan, sebaliknya makin besar ukuran sampel makin
kecil kecenderungan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan.
Jika
peneliti menelaah beberapa buku metodelogi penelitian keperawatan seperti
ditulis oleh Burns dan Grove (1993) atau buku metodelogi penelitian pada
umumnya, penentuan besar sampel tampaknya tidak terlalu ketat, bahkan tidak begitu
banyak digunakan dengan formula khusus.
Berikut
ini beberapa rumus yang dapat dipakai dalam menentukan sampel :
1.
Penelitian Deskriptif
2.
Penelitian Cross Sectional
3.
Penelitian Case – Control
4.
Penelitian Cohort
- Teknik Sampling Dalam Penelitian Keperawatan
Sampling
adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2001:66). Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan
untuk mengambil sampel dari populasi (Arikunto, 1998 : 196). Pembagian jenis
sampling secara umum ada 2, yaitu:
1.
Probability Sampling, yaitu teknik yang
memberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
2.
Non probability Sampling, yaitu teknik
yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
1.
Probability
Sampling
a. Simple Random Sampling
Adalah pengambilan sampel dengan cara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini
dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen, sebagai contoh bila
populasinya homogen kemudian sampel diambil secara acak, maka akan didapatkan
sampel yang representatif. Pengambilannya dapat dilakukan lotere, akan tetapi
pengambilannya diberikan nomer urut tertentu, maka disebut sebagai systematik random sampling
b. Proportionate Stratified Random
Sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang
digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas kelompok
yang homogen atau berstrata secara proporsional
c. Disproportionate Stratified Random
Sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang
digunakan bila anggota populasi tidak homogen yang terdiri atas kelompok
homogen atau berstrata yang kurang secara proporsional.
d. Cluster
Sampling
Suatu cara pengambilan sampel bila objek
yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya
heterogen, maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah
ditetapkan. Cluster dilakukan dengan
cara melakukan randomisasi dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster/menentukan sampel daerah
kemudian randomisasi/menentukan orang/unit yang ada diwilayahnya/dari populasi
cluster yang dipilih.
Sebagai contoh populasi daerah atau
wilayah yang tersebar diambil secara random untuk diambil sampel daerah
kemudian dari sampel daerah diambil secara random untuk dicari sampel individu
e. Multistage Random Sampling
Teknik ini
merupakan suatu cara pengambilan sampel, bila objek yang diteliti atau
sumber data sangat luas atau besar, yakni populasinya heterogen, terdiri atas cluster dan strata. Cara samplingnya
adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan, dengan melakukan
randomisasi cluster, kemudian
dilakukan stratifikasi atau cluster terpilih dan terakhir dilakukan randomisasi
unit populasi dari masing-masing strata.
2.
Non Probability Sampling
a.
Sampling
Sistematis
Cara pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota
populasi yang telah diberi nomor urut, dengan sifat dari populasinya heterogen.
Cara ini biasanya mengambil nomer urut ganjil saja atau nomer genap saja.
b.
Sampling Kuota
Cara pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang telah ditentukan.
c.
Sampling
Aksidental
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan
kebetulan bertemu. Sebagai contoh dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada,
maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama.
d.
Purposive
Sampling
Cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sebagai
contoh, apabila mencar sampel pada orang yang dilakukan pemasangan kateter
pertama kali, maka sampel yang dicari adalah sampel yang dipasang kateter
pertama kali, buka yang kedua, ketiga, dan seterusnya.
e.
Sampling Jenuh
Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel. Carini dilakukan bila populasinya kecil,
seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh, maka anggota populasi tersebut
diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.
Snowball Sampling
Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan
menentukan sampel dalam jumlah kecil awalnya, kemudin sampel tersebut diminta
mengajak temannya untuk diikut sertakan sebagai sampel pada enelitian tersebut.
g.
Consecutive Sampling
Cara pengambilan sampel ini dilakukan dnegan memilih
sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga
jumlah sampel terpenuhi (Sugiyono,2001).